judul blogg seperti diketik di tile bar

burung twiter

daun jatuh aswin

gambar gerak dari kiri

 photo tegalsari4_zps21c94d7d.jpg photo tegalsari1_zps55e68ae3.jpg  photo tegalsari6_zps344615be.jpg photo tegalsari7_zps9dfbc642.jpg photo tegalsari5_zps1bc48fbf.jpg photo tegalsari2_zps0cd10a05.jpg photo tegalsari3_zpse2d8a26b.jpg

laman

Translate bendera

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

kata kata

NANTIKAN PELATIHAN GURU DI KOTA-KOTA ANDA GURU YANG BERKOMPETEN AKAN MENGHASILKAN PESERTA DIDIK YANG BERKUALITAS

Buletin 3



Tentang Halal Bihalal dan Ziarah
Kaum muslimin yang berbahagia
Selama satu bulan penuh kita telah menjalani ibadah puasa Ramadhan. Selama satu bulan Ramadhan kita telah di uji keimanan dan ketaqwaan kita, adapun mengenai berhasil atau tidaknya ujian yang kita terima selama satu bulan penuh dalam Ramadhan itu, dapat dilihat implikasinya pada bulan-bulan berikutnya, misalnya pada bulan Syawal ini. Sebagai contoh ringan saja, kalau selama dalam bulan Ramadhan itu kita gemar membaca Al Qur’an, kemudian di bulan lainnya bulan Syawal misalnya kita gemar membaca Al Qur’an, hal itu pertanda puasa kita itu telah membekas dalam hati kita, begitu juga selama dalam bulan Ramadhan itu gemar mengerjakan berbagai macam shalat sunnat, kemudian di bulan lainnya, kita masih gemar mengerjakannya, hal itu juga sebagai pertanda puasa Ramadhan kita membekas dan berpengaruh dalam kehidupan ini, sebaliknya kalau amal-amalan kita tidak terbawa di bulan selain Ramadhan, berarti puasa Ramadhan kita itu tidak membawa pengaruh dan tidak membekas dalam hati kita.
Kaum Muslimin yang berbahagia
Sampai hari ini kita semua masih dalam keadaan dan suasana hari raya. Yang berziarah juga masih banyak yang mengadakan halal bihalal atau bermaaf-maafan juga belum selesai. Yang demikian ini memang
menjadi menjadi kebiasaan atau tradisi di negeri tercinta kita, setahun sekali saling memaafkan. Adat istiadat ini memang sangat bagus dan perlu dihidupkan terus, asalkan tidak sampai menjurus sifat pemborosan, sehingga masuk pada golongan kaum mubazir. Mengobral dan membuang uang berlebihan, misalkan jamuan makanan yang disuguhkan amat besar-besaran, atau yang dihidangkan itu berupa minuman keras, arak atau khamar atau makanan-makanan yang diharamkan oleh agama. Jika demikian caranya, maka yang asalnya baik menjadi tidak baik, yang asalnya sunnah menjadi maksiat. Adapun dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka itulah yang dikehendaki oleh syariat islam.
Kaum Muslimin yang berbahagia

Kiranya baik sekali kalau disini diterangkan nash-nash agama yang berhubungan dengan persoalan diatas, yakni bermaaf-maafan dan berziarah. Lebih dahulu tentang ziarah, dalam berziarah ini Rasulullah Saw. bersabda : “ada seorang yang berziarah ke tempat saudaranya karena se agama (bolehlah dianggap saudara) dalam satu desa, lalu Allah mengutus malaikat untuk mendatangi jalan yang dilaluinya. Setelah bertemu, lalu malaikat itu bertanya ‘kemana saudara akan pergi?’ jawabnya ‘hendak ke tempat saudara saya di desa ini’ malaikat bertanya ‘apakah kedatangan saudara itu karena ada sesuatu kenikmatan dari padanya yang akan saudara dapatkan?’ jawabnya ‘tidak, saya datang semata-mata karena saya mencintainya untuk mengharapkan keridhaan Allah’ kemudian malaikat itu bertanya lagi ‘ketahuilah sesungguhnya saya utusan Allah (untuk menemui saudara dan untuk mengatakan) bahwa Allah mencintai saudara sebagaimana saudara mencintai orang itu’” (HR. Imam Muslim)
Kisah Teladan
Karunia Kesabaran
Dari Abu Said yaitu Sa'ad bin Malik bin Sinan Al-Khudri Radhiallahu 'anhuma bahwasanya ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta sedekah kepada Rasulullah Saw, lalu beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya pula sehingga habislah harta yang ada di sisinya, kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan tangannya itu beliau bersabda:
"Apa saja kebaikan - yakni harta - yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali akan kusimpan sehingga tidak kuberikan padamu semua, tetapi oleh sebab sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan. Barang siapa yang menjaga diri dari meminta-minta pada orang lain, maka akan diberi rezeki kepuasan oleh Allah dan barang siapa yang merasa dirinya cukup maka akan diberi kekayaan oleh Allah yaitu kaya hati dan jiwa, dan barang siapa yang berlaku sabar maka akan dikarunia kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang dikaruniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih luas kegunaannya daripada karunia kesabaran itu." (Muttafaq 'alaih).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog