judul blogg seperti diketik di tile bar

burung twiter

daun jatuh aswin

gambar gerak dari kiri

 photo tegalsari4_zps21c94d7d.jpg photo tegalsari1_zps55e68ae3.jpg  photo tegalsari6_zps344615be.jpg photo tegalsari7_zps9dfbc642.jpg photo tegalsari5_zps1bc48fbf.jpg photo tegalsari2_zps0cd10a05.jpg photo tegalsari3_zpse2d8a26b.jpg

laman

Translate bendera

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

kata kata

NANTIKAN PELATIHAN GURU DI KOTA-KOTA ANDA GURU YANG BERKOMPETEN AKAN MENGHASILKAN PESERTA DIDIK YANG BERKUALITAS

Buletin 4


ISLAM ITU AGAMA DAMAI

Kaum muslimin yang berbahagia
Kita tahu bahwa negara Indonesia adalah negara yang penduduknya paling banyak memeluk agama Islam. Dari sekian banyak penduduk muslim Indonesia terdapat berbagai perbedaan pemahaman syar’i, misalnya penetapan awal Ramadhan atau penetapan awal bulan Syawal.  Ada beberapa perbedaan antara ulama’ yang satu dengan ulama’ yang lain, hal itu wajar selama dasar-dasar yang dimiliki bermuara pada Qur’an dan Hadist. Selain itu di Negara kita ini juga terdapat beberapa madzhab atau mungkin lebih umum dikenal dengan sebutan “aliran”, yang mana setiap madzhab memiliki tata cara ibadah amaliah sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lain, dan setiap madzhab yang dianut sangat diyakini oleh pengikutnya, hal itu juga wajar selama tatacara ibadah amaliah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Hadist. Namun masih ada peristiwa-peristiwa yang menggambarkan kurangnya saling pengertian dan memahami antar umat beragama sehingga terjadi konflik dan kekerasan antara umat beragama padahal setiap dari umat beragama menginginkan kedamaian dalam meyakini dan menjalani  agama dan kepercaannya masing-masing.
Pada awal 2012 ini, kekerasan atas nama agama terulang kembali dan menimpa komunitas Syiah di Sampang, Madura. Ratusan orang menyerbu dan merusak bangunan pesantren Syiah. Tatkala toleransi menipis dan upaya saling menghargai perbedaan keyakinan tidak ada dalam diri pemeluk umat Islam, lahirlah kekerasan dan konflik sosialyang disebabkan oleh faktor fanatisme dan egoisme dan juga kepentingan orang-orang terntentu.

Kaum muslimin yang berbahagia
Sangat disayangkan apabila diantara sesama umat islam saling membenarkan diri sendiri, membenarkan “aliran” yang diyakininya dan mengganggap “aliran” lainnya keliru, dan berujung pada pertikaian yang mengakibatkan kerusakan bahkan korban nyawa. Padahal Rasulullah mengajarkan kepada kita, sesuai dengan sabda beliau “Perbedaan diantara umatku adalah rahmat”. Apakah hal tersebut tidak menyadarkan kita sebagai muslim yang notabene mengikuti ajaran Nabi. Jika ada perbedaan yang dianggap serius dan berakibat pada penistaan Agama, mengapa tidak diselesaikan secara dialog atau cara-cara lain yang sesuai dengan petunjuk dalam agama. Allah juga menyampaikan firmannya dalam Al Qur’an agar kita sesama umat Islam tidak bercerai berai, saling menghormati dan saling merhargai agar tercipta kondisi beragama yang tentram dan damai. Sebagaimana firman-Nya  Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan. Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Ali Imran: 103)

Kaum muslimin yang berbahagia
Imam Syafi’i adalah seorang ulama’ besar, faqih,  pendiri madzhab yang pendapatnya banyak dipakai oleh mayoritas umat muslim di dunia. Beliau ulama’besar yang sangat menghargai perbedaaan. Dengan bijaknya beliau mengatakan bahwa pendapatnya benar namun mengandung kesalahan, dan pendapat orang lain itu salah namun juga mengandung kebenaran (qauly shawab wa yahtamilu al-khatha’, wa qaulu al-qhair khatha’ wa yahtamilu ash-shawab). Perkataan beliau di atas hakikatnya mengajarkan kepada kita akan urgensi etika dalam dunia keilmiahan. Tidak pantas rasanya seorang menganggap bahwa pendapatnyalah yang paling benar. Padahal kebenaran yang mutlak itu hanyalah milik Allah semata. Manusia  itu hanya berusaha menafsirkan apa yang dimaksudkan Allah dalam firmannya berdasarkan ilmu yang mereka ketahui dan yakini. Tapi, sekali lagi tidak akan mampu menyingkap (menyibak) maksud Allah SWT secara tepat. Andaikata mampu pun mungkin masih mengandung kesalahan dan ketidaktepatan.
Di sisi lain, selayaknya perbedaan yang ada itu dimaknai sebagai kumpulan pemikiran yang akan memperkaya khazanah keilmuan Islam. Dengan demikian akan menjadikan Islam itu luwes yang tidak hanya memiliki satu opsi pendapat yang saklek melainkan memunyai alternatif pendapat yang relevan dan kesemuanya dapat diamalkan. Hal ini karena semua pendapat yang ada adalah berdasarkan perenungan dan ijtihad yang andaikata benar maka akan memperoleh dua pahala dan jika salahpun masih memiliki satu ganjaran pahala (idza ijtahada al-hakim fa ashaba fa lahu ajrani wa idza akhtha’a fa lahu ajrun wahidun). Tentu jika iklim saling menghargai itu terus dikembangkan di kalangan para ulama’ akan menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif, respektif dan akomodatif.


Kisah Teladan

HIKMAH BIJAKSANA

DALAM WAKTU MARAH
Ketika Rasulullah Saw sedang duduk-duduk di tengah-tengah para sahabatnya, salah seorang pastor Yahudi bernama Zaid bin San’nah masuk menerobos barisan Jama’ah yang melingkarinya, seraya menyambar kain Rasulullah dan menghardiknya dengan kasar. Katanya, “Ya Muhammad! Bayarlah hutangmu. Kamu keturunan Bani Hasyim biasa memperlambat pelunasan hutang.!”
Pada waktu itu Rasulullah memang punya hutang kepada orang Yahudi itu, namun belum jatuh tempo. Umar yang melihat peristiwa itu langsung bangkit dan menghunus pedangnya, seraya memohon ijin. Ucapnya, “Ya Rasulullah, ijinkanlah aku memenggal leher si bedebah ini!”
Tetapi Rasulullah Saw bersabda, “Ya Umar, aku tidak disuruh berdakwah dengan cara begitu. Antara aku dan dia memang sedang membutuhkan kebijaksanaanmu. Suruhlah dia menagih dengan sopan dan ingatkanlah aku supaya melunasinya dengan baik.”
Mendengar sabda Rasulullah Saw tersebut, orang Yahudi berkata, “Demi yang mengutusmu dengan kebenaran. Sebenarnya aku tidak datang untuk menagih hutangmu, namun aku datang untuk menguji akhlakmu. Aku tahu, tempo pelunasan hutang itu belum tiba waktunya. Akan tetapi aku telah membaca sifat-sifatmu dalam Kitab Taurat, dan ternyata terbukti semua, kecuali satu sifat yang belum aku uji, yaitu tentang kebijakanmu bertindak pada waktu marah. Ternyata tindakan bodoh yang ceroboh sekalipun engkau dapat mengatasinya dengan bijaksana. Itulah yang aku lihat sekarang ini. Maka terimalah Islamku ini, ya Rasulullah, adapun hutangmu, aku sedekahkan kepada para fakir miskin kaum muslimin.”
Mutiara Hikmah

v Sesungguhnya bermula datangnya Islam dianggap asing (aneh) dan akan datang kembali asing. Namun berbahagialah orang-orang asing itu. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud orang asing (aneh) itu?" Lalu Rasulullah menjawab, "Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di saat orang-orang melakukan pengrusakan." (HR. Muslim)
 
v Tiga perkara berasal dari iman: (1) Tidak mengkafirkan orang yang mengucapkan "Laailaaha illallah" karena suatu dosa yang dilakukannya atau mengeluarkannya dari Islam karena sesuatu perbuatan; (2) Jihad akan terus berlangsung semenjak Allah mengutusku sampai pada saat yang terakhir dari umat ini memerangi Dajjal tidak dapat dirubah oleh kezaliman seorang zalim atau keadilan seorang yang adil; (3) Beriman kepada takdir-takdir. (HR. Abu Dawud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog