.
Menyambut
Hari Raya Idul Adha
Kaum Muslimin Muslimat yang berbahagia
Patutlah kita bersama pada detik ini mengucapkan
tahmid dan tasyakkur kehadirat Allah SWT dimana Allah senantiasa mencurahkan
kasih sayangnya, nikmat serta hidayahnya kepada semua, sehingga kita menjadi
orang yang memeluk agama Islam, sekaligus pada detik ini kita semua bisa
melaksanakan perintah allah, termasuk saudara-saudara kita saat ini bisa
melaksanakan rukun Islam yang kelima yaitu Ibdah haji.
Kaum Muslimin Muslimat yang berbahagia
Kita sekarang ini berada di bulan Dzulhijjah, pada
bulan ini saudara-saudara kita yang mampu ekonominya, mampu fisiknya telah
berada di kota suci Mekkah guna menunaikan panggilan Ilahi yaitu ibdah haji.
Semoga ibadah haji yang ditunaikan saudara-saudara kita menjadi haji yang
mambrur, suatu haji yang membuahkan manfaat bagi dirinya sendiri, keluarganya,
lingkungan dan masyarakat luas.
Kaum Muslimin Muslimat yang berbahagia Dalam
suasana
seperti inilah kita akan merasa dapat merasakan benarnya agama Islam. Suatu
agama yang mengajarkan kebersamaan hak antara sesam manusia, yang telah
disampaikan oleh Rosulullah SAW. demikianlah diantara pentingnya ibadah haji
disyariatkan didalam Islam, sehingga orang Islam yang merasa kaya jangan sampai
membanggakan kekayaannya, yang kebetulan menduduki jabatan penting, jangan
sampai membanggakan kedudukannya
Semua itu bagi Allah tidak akan ada harganya sama
sekali karena Allah maha kaya dan maha tinggi. Hanya orang-orang yang paling
bertaqwalah yang paling mulia di sisi Allah. Allah berfirman yang artinya
“sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui
mengenal”. (Q.S Al Hujarat: 13)
Kaum Muslimin Muslimat yang berbahagia
Dalam kesempatan yang baik ini marilah kita
mengoreksi diri sendiri apakah kita ini sudah berkewajiban menunaikan ibdah
haji atau belum. Bila ternyata diri kita termasuk yang berkewajiban menjalankan
ibadah haji maka kewajiban ini jangan sampai ditunda-tunda apalagi sampai
diingkari. Sebab sebagaimana disinggung diatas bahwa ibadah haji adalah rukun
Islam yang kelima yang harus dilaksanakan bagi yang mampu. Adapaun ukuran mampu
yaitu (1) cukup biaya, baik biaya untuk perjalanan haji maupun biaya keluarga
yang ditinggalkan di rumah, (2) berbadan sehat, dalam arti fisiknya kuat mengerjakan
ibadah haji, (3) aman didalam perjalanan dan didalam mengerjakan ibadah haji.
Jika ketiga syarat ini sudah dipenuhi, maka ibadah haji wajib dilaksanakan,
jangan sampai ditunda-tunda, sesuai dengan firman Allah yang artinya
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang
yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari semesta alam.” (Q.S Al Imran: 97) Rosulullah Saw juga bersada: “Barang
siapa yang menghambat atasnya hajat yang nyata, atau sakit yang merintangi atau
penguasa yang jahat sedang ia tidak berangkat menunaikan haji, maka hendaklah
ia mati jika menghendaki manjadi yahudi atau nasrani”. (HR. Bukhari)
Kaum Muslimin Muslimat yang berbahagia
Berdasarkan
ayat dan hadis diatas, maka ibadah haji merupakan kewajiban yang tidak boleh
ditawar bagi setiap orang Islam yang mampu melaksanakannya.
Sehingga pada saat ini bila diantara kita sudah ada
yang merasa khawatir kekayaannya
berkurang, maka niatkan kembali sejak kini berangkat haji tahun depan. Hilangkan keraguan-raguan itu justru dengan menunaikan ibdah haji
itu Allah akan menghilangkan kefakiran atau kemiskinan dan juga menghapuskan
segala dosa.
Kaum
Muslimin Muslimat yang berbahagia
Kewajiban
menjalankan ibadah haji bagi orang-orang Islam itu hanya satu kali saja seumur
hidup, kecuali kalau ada nadzar maka ibadah haji selanjutnya adalah sunnah.
Oleh sebab itu jika kita selama ini sudah berkewajiban menjalankan ibdah haji,
laksanakanlah segera, sebab bila selalu ditunda-tunda kemudian miskin atau
kedatangannya ajal, maka kewajiban itu tetap menjadi tanggungannya yang harus
ditunaikannya, inilah bahayanya orang yang selalu menunda-nunda kewajiban, dia
merugi dan menanggung dosa. Akhirnya marilah kita berdoa semoga Allah memberi
kekuatan dan kemampuan kepada kita semua untuk dapat melaksanakan ibadah haji
dan mendapat haji yang mabrur. Amin ya
robbal ‘alamiin
Kisah Teladan
Dikisahkan ada seorang fakir datang meminta-minta
kepada seorang perempuan yang kebetulan sedang menyuap makan. Maka diberikanlah
sesuap makanan itu kepadanya. Kemudia perempuan itu mempunyai anak, setelah
anaknya bisa merangkak, tiba-tiba bayi itu dibawa oleh seekor macan sehingga
membuat perempuan itu sedih dan gundah gulana. Lalu ia ikuti kemana macan itu
berjalan seraya memanggil-manggil “anaku-anaku..” kemudian Allah mengutus
seorang malaikat (meskipun sebenarnya itu semua adalah atas kehendaknya dan
dalam pengawasannya) untuk mengejar macan itu serta mengambil si bocah dari
genggaman macan tersebut.
Malaikat jibril as kemudian menyerahkan bayi itu
kepada ibunya seraya berkata “Allah SWT kirim salam untukmu dan berfirman
“inilah sesuap yang dibalas dengan sesuap” Demikianlah balasan Allah SWT bagi
orang yang suka mengasihi sesamanya yang sedang dalam kesulitan, yang semata-mata
untuk mengharapkan keridhaannya. Dengan demikian maka jelaslah, bahwa Allah itu
bersifat Ar rahman. Maha pengasih terhadap makhluk-makhuknya, selama hamba itu
mau mengasihi sesamanya.
Mutiara Hikmah
Ar Rahman
(Dzat yang maha pengasih)Allah
SWT bersifat Ar Rahman terbukti dengan kasih saying dan rahmatnya meliputi seluruh
hamba – hambanya baik dunia maupun di akhirat. Allah SWT senantiasa akan
melimpahkan kasih sayangnya kepada kita juga mau mengasihi seluruh makhluk
ciptaannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar